Hidrokarbon merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai peranan dapat meningkatkan kemajuan Bangsa Indonesia khususnya pada eksplorasi MIGAS. Manfaat hidrokarbon sangatlah banyak sekali, tapi sayangnya juga banyak efek negatifnya. Kegiatan ekplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, dimana umumnya setelah kegiatan eksplorasi dilaksanakan dan apabila ditemukan kandungan minyak bumi yang cukup komersial, maka kegiatan itu akan dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi tersebut. Namun kegiatan eksplorasi tidak berhenti melainkan terus berjalan seiring dengan kegiatan eksploitasi yang dilaksanakan dengan harapan dapat dilakukan pengembangan zona hidrokarbon yang lebih luas ataupun kearah yang lebih dalam pada sumur pemboran. Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi ini membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit jumlahnya.
Oleh sebab itu, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan data yang akurasiya berkualitas tinggi. Disetiap survey bawah permukaan yang nantinya mampu memberikan gambaran-gambaran tentang keadaan dibawah permukaan daerah tersebut. Salah satu data yang dapat diperoleh pada saat kegiatan ini adalah data Well Logging, dimana data ini memberikan hasil rekaman dari kedalaman lapisan bawah permukaan, serta dapat membantu menggambarkan urutan litologi batuan pada setiap lubang bor. Data disajikan dalam bentuk kurva-kurva log yang dapat menggambarkan sifat dan karakteristik batuan yang berada di bawah permukaan (subsurface). Selain itu kurva-kurva ini juga dapat menginformasikan peranan dan manfaat jenis fluida yang terkandung pada batuan itu. Untuk memahami kurva-kurva tersebut, seorang geophysicsist dan geologist dituntut untuk dapat mengungkapkan keberadaan dari Hidrokarbon yang terkurung dibawah permukaan bumi.
Hingga kini belum ada penyelesaiaan lain selain mengebor suatu sumur untuk memastikan ada tidaknya kandungan hidrokarbon dibawah tanah, setiba di lapangan sumur, para operator logging meluruskan letak kendaraan logging segaris dengan sumbu sumur, menggelarkan kabel logging melalui roda katrol bawah dan atas, dan menyambungkan alat alat logging. Insinyur logging melakukan pemeriksaan dan kaliberasi permukaan, kemudian rangkaian logging alat logging diturunkan kedasar sumus secepat mungkin dengan pertimbangan kondisis sumur. Setelah sampai didasar sumur, kalibrasi alat sekali lagi dilakukan, skala skla pembacaan diatur, dan kabel logging mulai ditarik keluar, maka mulailah proses logging. Kecepatan survey diatur konstan antara 1800 s/d 6000ft/hr, tergantung jenis alat logging.
Pada saat mengadakan pemboran dan selama pemboran berlangsung, selalu melibatkan lumpur pemboran yang sering disebut sebagai mud drilling ,yang mempunyai tekanan hidrostatis lebih besar dari pada tekanan formasi pada kedalaman tertentu. Hal ini dipergunakan untuk Menstabilkan tekanan formasi yang ada di bawah permukaan, dimana tekanan lumpur yang ada di dalam annulus (Pm) harus dijaga agar selalu lebih besar dari tekanan hidrostatik cairan di dalam pori-pori formasi (Pr) guna menghindari terjadinya blow out. Blow out ini merupakan salah satu akibat tidak seimbangnya tekanan formasi dengan tekanan lumpur pemboran dimana tekanan formasi (Pr) lebih besar daripada tekanan lumpur pemboran (Pm), sehingga lumpur didesak kembali keluar oleh tekanan formasi yang menyebabkan terjadinya semburan dari dalam lubang bor. Sedangkan jika perbedaan tekanan Pm dan Pr dimana Pm lebih besar daripada Pr yang biasanya beberapa ratus psi, akan mendesak cairan pemboran ke dalam formasi, sehingga partikel-partikel padat lumpur tertahan pada formasi di dinding lubang pemboran dan membentuk kerak lumpur (mud cake) yang mengakibatkan diameter lubang bor lebih kecil daripada diameter sebenarnya (diameter pahat bor). Selain itu sebagai pelumas mata bor, peredam panas saat berlangsungnya pengeboran.
Cairan yang menembus mud cake yang biasanya disebut filtrasi lumpur (mud filtrate) ini, akan melewati formasi dan mendesak kembali cairan reservoir ke arah dalam formasi sehingga membentuk daerah-daerah yang berisi mud filtrate dan cairan reservoir yang dikenal dengan zona rembesan. Tingkat filtrasi lumpur ini dapat dibaca dari catatan air yang hilang (water loss) pada kepala log (log heading) dalam satuan cc. Kemudian Prinsip kerja metoda induksi ini adalah berupa sonde yang terdiri dari 2 set kumparan yang disusun dalam batangan fiberglass non konduktif. Dalam hukum fisika diketahui jika sebuah kumparan dialirkan arus listrik bolak-balik, maka akan timbul suatu arus dalam kumparan tersebut. Arus listrik yang mengalir dalam kumparan alat induksi ini menimbulkan medan magnet di sekelilong sonde yang menghasilkan arus Eddy (Eddy Current). Arus Eddy sendiri pada gilirannya akan menghasilkan medan magnet yang dapat dideteksi oleh kumparan penerima.
Besarnya kekuatan arus pada penerima ini akan sebanding dengan arus Eddy dan juga akan sebanding dengan induktivitas formasi. Pada dasarnya, peranan fungsi arus listrik dapat dengan mudah melewati formasi jika formasi tersebut mengandung fluida dan hidrokarbon yang bersifat konduktif dan memiliki manfaat besar. Apapun permasalahannya, penemuan sumber energi baru baik dari fosil maupun non-fosil dapat segera terselesaikan. Sehingga krisis energi di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya tidak berlarut-larut. Sehingga permasalahan ini tidak akan menghasilkan dampak krisis sosial yang negatif yang mana pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh segi bidang kehidupan termasuk dalam hal pembukaan lowongan cari kerja baru untuk masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar