Metode dan skala sebuah tambang ditentukan oleh beberapa faktor: (1) faktor geologi berkaitan dengan geometri dan distribusi bijih, (2) faktor teknis yang meliputi kajian kestabilan batuan/lereng, teknologi, dan peralatan, dan (3) pertimbangan ekonomi, termasuk besarnya investasi dan ketersediaan sumber pendanaan.
Setelah tahap eksplorasi berakhir dan hasil menunjukkan output positif, tahap perencanaan penambangan bisa mulai dilakukan. Keputusan besar dalam perencanaan adalah memilih metode tambang yang tepat.
Setiap bahan tambang atau mineral memiliki karakteristik unik akibat perbedaan karakteristik geologi, geometri, dan besarnya kadar. Mineral yang berbeda akan memerlukanmetode penambangan yang berbeda pula.
Tembaga, contohnya, sering ditemukan dalam kadar kecil pada bongkahan masif batuan sulfida dengan kadar antara 1%-4%, atau dalam deposit porfiri dengan kadar 0.5%-1.0% tembaga.
Emas mungkin ditemukan di urat batuan dengan kadar 10-20 gram per ton, atau terkandung dalam batuan dengan kadar hanya 1 gram per ton.
Cadangan dengan kadar tinggi atau bernilai tinggi akan tetap menguntungkan ditambang dengan metode “selective mining”. Metode ini mengisyaratkan bahwa penambangan dilakukan secara selektif. Hanya cadangan yang berkadar tinggi saja yang ditambang.
Sedang cadangan yang berkadar rendah harus diimbangi dengan kuantitas yang besar agar tetap menguntungkan. Cadangan seperti ini umumnya ditambang dengan metode non-selektif (bulk mining) seperti block caving.
Semua metode tambang paling tidak akan melibatkan empat tahap: (1) pengambilan bijih, (2) pemisahan bijih dari batuan yang tidak berguna, (3) peremukan (penghancuran) bijih hingga mencapai ukuran yang diinginkan, dan (4) pengangkutan ke fasilitas pengolahan.
Bijih yang berada pada batuan lunak akan memudahkan penambangannya. Bijih cukup ditambang dengan alat-alat mekanis seperti shovel, back-hoe, atau scraper. Sedang untuk batuan keras, peledakan menjadi mutlak diperlukan sebelum bijih dapat diambil.
Sebagai panduan umum, tambang permukaan umumnya berbiaya lebih rendah dibanding tambang bawah tanah. Tahap pra-tambang (development) tambang terbuka juga relatif lebih singkat dibanding tambang bawah tanah.
Namun, limbah batuan tak berguna(waste rock) pada tambang permukaan akan semakin meningkat seiring kedalaman tambang yang bertambah (biaya juga bertambah). Kondisi ini akan mencapai suatu titik dimana metode tambang bawah tanah akan lebih menguntungkan.[]
Sumber: International Mineral Economics byW.R. Gocht, H. Zantop, and R.G. Eggert
Tidak ada komentar:
Posting Komentar